Dua Akademisi UIN Berikan Kontribusi di AICIS 18
- Admin Humas
- Kamis, 20 September 2018
- 2621 Tampilan
Palu, (Humas AICIS) – Ā The 18th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2018 adalah forum pertemuan para sarjana Islam dunia yang diprakarsai Indonesia sejak 18 tahun yang lalu. Pertemuan para pemikir islam ini menjadi barometer perkembangan kajian Islam dan tempat bertemunya para pemangku kepentingan studi islam dunia.
Konferensi yangĀ dibuka secara resmi oleh Menteri Agama, Selasa (18/09) yang lalu ini, dihadiri oleh 1700 orang Sarjana Studi Islam dari seluruh dunia yang membicarakan adanya gap antara text-text Islam dengan praktek di lapangan. Semua diskusi itu dibagi dalam 2 On stage discussion, 4 special panel, 61 pararel panelĀ dan 5 book review.
Dalam salah satu pararel panelĀ seorang akademisi UIN Raden Intan Lampung, Hepi Riza Zen, SH, MH., menjadi seorang panelis. Mengangkat sebuah makalah yang berjudul “Analysis of Horizontal and Vertical Conflicts In Lampung Throughout History”, Hepi menjelaskan bahwa radikalisme adalah pemikiran yang bertujuan ingin merubah sebuah kondisi yang ada secara mendasar. “Radikalisme timbul karena prasangka sosial, karenanya radikalisme bisa tumbuh dimana saja, termasuk konflik-konflik antar suku yang pernah terjadi di Lampung.” jelasnya.
Berdasarkan hasıl analisisnya, Hepi menyarankan agar tidak terjadi konflik, maka masing-masing suku baik asli maupun pendatang lebih terbuka dan kembali menjadikan nilai-nilai agama dan nilai warisan leluhur sebagai pedoman hidup. “Untuk menjaga eksistensi suku asli maupun pendatang sehingga tidak terjadi pertikaian etnis, kita perlu berpedoman pada pepatah lama yaitu dimana langit dipijak disitu bumi dijunjung.” tambahnya.
Sementara dalam salah satu sesi bedah buku, seorang akademisi UIN Raden Intan Lampung juga tampil sebagai pembahas, yaitu Dr. Safari Daud. Safari tampil sebagai pembahas dalam bedah buku karya Prof. Dr. Machasin yang berjudul “Memahami Islam dengan Ilmu Keadaban”. Safari menjadi pembahas bersama Dr. Moh. Yunus (UIN Jogja) dan Dr. Rosma, MA (UIN Makasar). (HI)