Intellectuality, Spirituality, Integrity

HSN 2019, Rektor Pesankan Agar Santri Selalu Berikan Energi Positif

  • Admin Humas
  • Selasa, 22 Oktober 2019
  • 2956 Tampilan
Upacara Peringatan HSN 2019 UIN Raden Intan Lampung.

Rektor UIN Raden Intan Lampung Prof Dr Moh Mukri MAg berpesan agar santri selalu dapat memberikan energi positif bagi bangsa. Hal itu disampaikan usai apel peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2019 di halaman rektorat, Selasa (22/10).

“Dengan keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia, peran santri bisa menjadi energi positif untuk Indonesia maju dan jaya. Santri sejatinya masyarakat yang suka damai, yang menganut Islam rahmatan lil alamin. Islam yang membawa kesejukan dan kedamaian,” kata Rektor.

“Santri tidak boleh menyebar hoaks dan kebencian. Santri mestinya membawa kabar gembira dan informasi yang bisa mendorong pihak lain untuk lebih maju, lebih optimis dalam menghadapi problem-problem kebangsaan,” lanjutnya.

Di era saat ini, Prof Mukri mengatakan bahwa mahasiswa, khususnya mahasiswa UIN hakekatnya adalah santri. “Santri adalah para murid yang memiliki jiwa khidmat, jiwa pengorbanan dan mandiri. Diharapkan kepada santri, khususnya para mahasiswa agar siap untuk hidup mandiri. Mereka bertanggung jawab akan komitmen kebangsaan dan mengamalkan ajaran agama untuk menjaga keutuhan NKRI,” paparnya.

Rektor melanjutkan, bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural dan bhinneka. “Maka tidak mungkin akan terjaga dan lestari tanpa adanya sikap yang toleran, tasamuh, dan sikap yang menghargai perbedaan-perbedaan,” tambahnya.

HSN tahun ini, UIN Raden Intan memperingatinya dengan Upacara HSN diikuti oleh para pimpinan, dosen, pegawai dan mahasantri Mahad Aljamiah.

Mengusung tema Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia, peserta upacara mengenakan sarung, kokoh dan kopyah untuk laki-laki. Sedangkan perempuan mengenakan kain dan kebaya.

Bertindak sebagai pembina upacara Ust Kamran Lc MA, Kepala Pusat Pengembangan Bahasa UIN. Kamran membacakan sambutan dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag), M Nur Kholis Setiawan.

Sesuai dengan tema HSN 2019, Isu perdamaian diangkat berdasar fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian. “Sebagai laboratorium perdamaian, pesantren merupakan tempat menyemai ajaran Islam rahmatan lil alamin, Islam ramah dan moderat dalam beragama. Sikap moderat dalam beragama sangat penting bagi masyarakat yang plural dan multikultural,” kata Nur Kholis dalam sambutannya.

“Dengan cara seperti inilah keragaman dapat disikapi dengan bijak serta toleransi dan keadilan dapat terwujud. Semangat ajaran inilah yang dapat menginspirasi santri untuk berkontribusi merawat perdamaian dunia,” tambahnya. (NF/HI)