Menag Ajak Pramuka Jawab Tantangan Zaman dan Tebarkan Islam Moderat
- Admin Humas
- Kamis, 03 Mei 2018
- 2356 Tampilan
HUMAS UIN RIL. Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin membuka secara resmi Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW PTK) secara Indonesia ke XIV di UIN Sultan Syarif Kasim, Riau, Kamis (3/5/2018). Dalam amanatnya, Menag meminta kader Pramuka di bawah naungan kementerian agama mampu menjawab tuntutan zaman dan menebarkan Islam moderat.
Menurut Lukman, Gerakan Pramuka telah mengakar. Saking mengakarnya, sejarah Pramuka adalah sejarah Indonesia. “Perubahan Pramuka adalah perubahan Indonesia. Maka dari itu Pramuka harus mampu menjawab tuntutan zaman. Pramuka harus mampu bersaing di era milenial,” kata Menag.
Tidak hanya itu, Pramuka juga harus berada didepan dalam mengawal NKRI dan Islam moderat. Sebab, berdasarkan penelitian dari Badan Intelijen Negara 2017 menyebutkan bahwa 39 persen mahasiswa Indonesia berpaham radikal.
“Ini fakta yang mengejutkan. Tp saya yakin yang radikal bukan dari lembaga yang dibawah kementerian agama,” ujarnya.
Wakil Rektor III UIN Raden Intan Lampung Prof. Syaiful Anwar, M.Pd yang menjadi ketua kontingen UIN Raden Intan Lampung mengatakan, gerakan Pramuka harus menjadi perekat persatuan dan menebar manfaat. “Kiprah Pramuka tidak diragukan lagi. Untuk itu kita wajib terus meningkatkan kualitas dan menebarkan manfaat,” kata Syaiful.
PW PTK 2018 mengangkat tema ‘Merajut Harmoni Berkarya Nyata Membangun Negeri’. Dalam PW PTK tahun ini UIN mengirimkan kontingen yang berjumlah 18 orang yang terdiri dari 9 laki-laki dan 9 perempuan.
PW PTK merupakan salah satu kegiatan silaturahmi antar pramuka PTK di bawah Kementerian Agama. Kegiatan ini diikuti oleh para pramuka penegak-pandega, termasuk beberapa pramuka yang diundang khusus, baik dari daerah tuan rumah maupun perwakilan luar negeri.
Kegiatan PW PTK tahun ini digelar di UIN Pekanbaru, Riau. Peserta diikuti oleh 69 PTK di seluruh Indonesia dan beberapa perguruan tinggi swasta/negeri di Pekanbaru. Acara ini selain akan difokuskan di kampus sebagai home base (perkemahan), peserta juga ditempatkan di empat desa bhakti di Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru dengan sistem homestay (bermukim di rumah penduduk). Keempat desa itu adalah Manis Limau, Alam Panjang, Okura, dan Aur Sati. Sementara kegiatan peserta bersifat fisik dan non fisik yang disebar secara acak. (FM/NF/HI)