MUI Sampaikan Wawasan Keislaman dan Radikalisme Di PBAK UIN

  • Admin Humas
  • Rabu, 15 Agustus 2018
  • 9397 Tampilan

UIN Raden Intan – Wawasan keislaman dan radikalisme merupakan materi pertama di kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Raden Intan 2018. Usai pembukaan, peserta PBAK disajikan materi tersebut oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung di Lapangan UIN, Selasa (14/8).

Fenomena radikalisme merupakan aktivitas yang melangggar praturan dan mengatasnamakan agama  serta mengancam kerukunan antar anak bangsa. “Meskipun akar radikalisme telah muncul sejak lama, namun peristiwa peledakan bom akhir-akhir ini seakan mengantarkan fenomena radikalisme tersebut,” papar Dr Abdul Syukur MAg selaku Ketua IV MUI Lampung dihadapan peserta PBAK.

Ia menjelaskan, banyak pihak mengembangkan spekulasi bahwa terorisme berpangkal dari fundamentalisme dan radikalisme agama, terutama Islam. Jadi tidak heran, lanjutnya, jika  Islam seringkali dijadikan kambing hitam pada aksi radikalisme khususnya pada kasus bom.

Karena itu, Abdul Syukur mengungkapkan beragam peristiwa yang melahirkan ketidakamanan dan ketidaknyamanan dalam masyarakat seperti teror peledakan bom perlu mendapat perhatian tersendiri. “Negara Indonesia harus benar-benar serius memikirkan upaya untuk melawan radikalisme dan terorisme yang kini kian menggejala,” sambungnya.

Menurutnya, beberapa agenda strategis yang dapat disiapkan antara lain yakni reformasi sektor keamanan,  di bidang pendidikan, dan kampanye sosial-kultural secara aktif. Agenda ini boleh jadi bukan sesuatu yang baru, tapi sudah menjadi bagian program yang telah dan sedang dilakukan oleh beberapa pihak khususnya MUI,” ujarnya yang juga Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN.

Ia berpesan  point terpenting dari upaya untuk memutus mata rantai radikalisme dan terorisme adalah dengan memperkuat dan mempererat rantai keinsyafan bersama baik di level struktural maupun di ranah sosial untuk menjadikan radikalisme dan terorisme sebagai musuh bersama. Berbagai kemungkinan motif teror memang sepatutnya perlu diwaspadai. Karena kenyataannya diakui atau tidak terorisme nyata-nyata terus menghantui, walaupun beberapa pelaku aksi terorisme sudah ditemukan. (RR/NF/HI)