Pelajari Khazanah Kearifan Lokal, Lima Mahasiswa UIN RIL Ikuti KKN Moderasi Beragama
- Admin Humas
- Jumat, 19 Juli 2024
- 301 Tampilan

Kuningan (Humas UIN RIL) – Lima mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama IV di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat, dari tanggal 15 Juli hingga 25 Agustus 2024.
Lebih dari sekadar mengabdi kepada masyarakat, KKN ini juga mengajak para mahasiswa untuk menyelami lebih dalam khazanah kearifan lokal dan belajar hidup bertoleransi di tengah masyarakat yang pluralis.
Program KKN Moderasi Beragama IV ini diselenggarakan oleh UIN Sunan Gunung Djati dan Direktorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Ditjen Pendis Kemenag RI. Pesertanya adalah perwakilan mahasiswa dari berbagai PTKN se-Indonesia.
Pembukaan KKN Moderasi Beragama IV ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenag RI, Prof Dr M Ali Ramdhani STP MT.
Dalam sambutannya, Prof. Ali menyampaikan, Kecamatan Cigugur dipilih sebagai lokasi KKN karena merupakan daerah yang pluralis karena terdapat komunitas Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, dan Sunda Wiwitan. Keharmonisan hidup antar umat beragama di desa ini menjadi contoh nyata toleransi dan moderasi beragama.
“Tentu sesuai konteksnya moderasi beragama, anak-anak kita (mahasiswa) akan belajar di sana, bagaimana masyarakat Cigugur memerankan prinsip-prinsip toleransi di antara mereka. Sehingga mudah-mudahan setelah belajar dari sini, mereka dapat menerapkannya di tempat masing-masing,” tutur Sekjen, Selasa (16/7/2024).
Hadir pula dalam acara pembukaan tersebut Direktur PTKI Prof Dr Ahmad Zainul Hamdi MAg, beserta jajaran dan perwakilan pimpinan PTKN lainnya. Dari UIN Raden Intan Lampung, turut mendampingi para mahasiswa yakni Kepala Biro AAKK Dr H Abdul Rahman MPd dan Wakil Dekan III FEBI Dr H Wahyu Iryana MAg.

Kelima mahasiswa UIN Raden Intan Lampung yang mengikuti KKN Moderasi Beragama IV ini adalah Devi Putri Lestari (Prodi Pendidikan Agama Islam), Marsella Tria Amanda Hanum (Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir), M. Yakhsyallah Liddinillah (Prodi Hukum Keluarga Islam), Ummi Zakiyah Diyanah (Prodi Hukum Tata Negara), dan Nada Naurah Putri Azizah (Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah).
Dr Wahyu, yang juga selaku sebagai dosen pendamping, menjelaskan bahwa Cigugur, Kuningan, Jawa Barat, merupakan salah satu simbol nyata Kebhinekaan di Indonesia. “Bagaimana kearifan lokal berkhidmat dengan penguatan Pancasila sebagai lem perekat berbagai suku dan agama bersatu dalam keragaman. Di Cigugur ada aliran kepercayaan Sunda Wiwitan yang dikembangkan melalui gerakan Madrais,” paparnya.
Salah satu mahasiswa peserta KKN, Yakhsya, mengatakan bahwa tujuan utama KKN Moderasi Beragama IV ini adalah untuk memperkuat pemahaman dan praktik moderasi beragama di tengah masyarakat. “Saya mendapatkan pengalaman berharga, teori-teori toleransi yang saya dapatkan di kampus benar-benar sudah diterapkan di Cigugur ini. Kehidupannya sangat harmonis, rukun, saling membantu dalam hal kemanusiaan. Saya akan menjadikan pengalaman ini sebagai bekal saya terjun di masyarakat nanti ketika sudah kembali ke Lampung,” ujarnya.
Yakhsyallah berharap KKN Moderasi Beragama IV ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling menghormati perbedaan. (NF/AH)