Rektor UIN RIL Tutup Kampus Ramadhan XIV: Mahasantri Harus Siap Ditempa Zaman
- Admin Humas
- Selasa, 18 Maret 2025
- 374 Tampilan

Bandar Lampung (Humas UIN RIL) ā Kampus Ramadhan (Karama) XIV Maāhad Al-Jamiāah UIN Raden Intan Lampung resmi ditutup pada Senin malam (17/3/2025) di Masjid Safinatul Ulum. Rektor Prof H Wan Jamaluddin Z MAg PhD, yang hadir untuk menutup rangkaian kegiatan, berpesan agar para mahasantri terus belajar dan menempa diri agar siap menghadapi perubahan zaman.
Acara penutupan diawali dengan shalat tarawih berjamaah, dilanjutkan dengan doa bersama khatmil Qurāan dalam rangka menyambut Nuzulul Qurāan serta menyukseskan program khataman nasional Kementerian Agama. Maāhad Al-Jamiāah juga tetap melakukan program Daurah Qurāan dan khataman secara mandiri.
Dalam sambutannya, Rektor menekankan bahwa kesuksesan tidak datang secara instan, melainkan melalui proses panjang yang penuh perjuangan.
“Tidak ada orang hebat yang lahir langsung sukses. Mereka ditempa, digembleng, dididik melalui tahapan yang panjang,” ujarnya. Ia mengingatkan mahasantri bahwa hanya mereka yang disiplin dan tekun dalam belajar yang akan siap menghadapi tantangan zaman.
Rektor juga mengutip pesan Nabi Muhammad SAW untuk dapat Jadi Orang yang Berilmu, “Jadilah seorang mualim (orang berpengetahuan tinggi), atau jika belum bisa, jadilah mutaāallim (pembelajar sejati) yang gigih dan pantang menyerah. Jika itu pun belum, maka jadilah mustamiā (pendengar setia) yang menghormati ilmu, atau muhibb (pecinta ilmu) yang mencintai majelis ilmu dan orang-orang berilmu.”
Ia mengutip Jalaluddin Rumi, āKita tidak akan pernah menginjak air sungai yang sama,ā sebagai pengingat bahwa waktu dan kesempatan harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Rektor pun menegaskan, mahasantri harus menghindari sikap instan dan membiasakan diri menjalani proses dengan sabar dan tekun.
“Saya ingin para mahasantri menjadi pionir, model utama di kalangan mahasiswa UIN RIL. Itu butuh proses,” tegasnya. Ia juga mengingatkan agar tidak melupakan doa orang tua sebagai bagian dari perjalanan hidup.
Rektor turut berbagi pengalaman saat masa pendidikannya, di mana ia harus menghafal mufradat bahasa Arab dan asing setiap hari. Hal tersebut, katanya, membentuk dirinya hingga berada di posisi sekarang.
Dalam kesempatan ini, Rektor juga menyerahkan penghargaan kepada para mahasantri berprestasi, salah satunya untuk kategori khatam Al-Qurāan terbanyak, yakni 8 kali khatam ditambah 14 juz.
Asrama 1:
– Imam terbaik: M. Bagus Ramadhani
– Bilal terbaik: Ridho Andika
– Santri teladan: Siti Munawaroh (Julita)
– Video kreatif: H. Akhi Zikri
– Kultum terbaik: Ahmad Zuadlin
– Artikel terbaik: Fajar Nurul Fiqriyah
– Tilawah terbanyak:
– M. Alam Faruq (4 khatam 19 juz)
– Nadia Leony (8 khatam 14 juz)
Asrama 2:
– Imam terbaik: Fadhel Muammar Alfath
– Bilal terbaik: Muhammad Faruq Al-Azzam
– Santri teladan: Nisaul Fadhilah (Etika)
– Video kreatif: H. Akhi Husain
– Kultum terbaik: Neng Agis Najmi Zahro
– Tilawah terbanyak:
– Saiful Anwar (1 khatam 10 juz)
– Azizah Salsabila (1 khatam 15 juz)
Mudir Maāhad Al-Jamiāah, Ust Muhammad Nur MHum, mengapresiasi para mahasantri yang telah mengikuti kegiatan Karama selama 18 hari. Ia menegaskan bahwa seluruh rangkaian kegiatan berlangsung tanpa menggunakan dana negara, tetapi tetap berjalan lancar dan berkualitas.Ā

“Maāhad telah melaksanakan empat program besar yang semuanya dijalankan dengan efisiensi anggaran, mulai dari Qodasa (Qofilah Dakwah Pedesaan) selama 20 hari, Porseni dan Camp Bahasa selama seminggu, hingga Kampus Ramadhan selama 18 hari,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan Maāhad, sekecil apa pun, akan memberikan bekas mendalam bagi para santri di masa depan. “Tidak ada kesuksesan tanpa bersusah payah,” tegasnya.Ā Ā (An/AH)