Studium Generale Pascasarjana: Dr Fauziah dari Malaysia Tekankan Pentingnya Multidisiplin Ilmu di Era Digital
- Admin Humas
- Jumat, 01 November 2024
- 134 Tampilan
Bandar Lampung (Humas UIN RIL) – Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) menggelar Studium Generale bertema The Role of Communication in the Development of the Integrative Multidisciplinary Science in the Digital Era pada Jumat (1/11/2024).
Acara yang berlangsung di Ballroom ini diikuti oleh mahasiswa baru S2 dan S3 tahun akademik 2024/2025, serta sejumlah mahasiswa semester tiga.
Hadir Dr Fauziah Binti Hassan dari Faculty of Leadership and Management Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) sebagai narasumber utama, yang dimoderatori Dr Abdul Qodir Zaelani.
Dalam pemaparannya, Dr Fauziah menekankan pentingnya menguasai lebih dari satu bidang keilmuan. Menurutnya, mahasiswa pascasarjana perlu mengembangkan pemahaman multidisiplin untuk dapat berpikir kritis, menemukan temuan baru, dan menghasilkan kajian yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Ilmu tidak bisa berdiri sendiri. Mahasiswa harus menguasai dua atau tiga bidang keilmuan untuk memahami beragam platform, misalnya ilmu komunikasi dan pengembangan masyarakat,” ujarnya.
Dr Fauziah juga menyampaikan pentingnya integrasi sains modern dengan ilmu Al-Quran sebagai landasan dalam membangun ilmu multidisipliner yang berimbang. Menurutnya, perkembangan sains yang pesat harus diiringi dengan pemahaman keilmuan agama Islam agar nilai-nilai agama tetap menjadi dasar dalam menghadapi tantangan di era digital.
Ia juga menjelaskan, era digital menyediakan peluang besar bagi terciptanya integrasi ini, antara lain melalui akses sumber daya ilmiah yang kini lebih mudah diakses secara online.
Selain itu, menurutnya, pentingnya platform kolaboratif juga memungkinkan para akademisi dari berbagai latar belakang untuk berdiskusi dan bertukar pandangan tentang bagaimana ilmu modern dapat berpadu dengan prinsip Islam.
Dr Fauziah juga menyinggung peran media sosial sebagai alat untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat. Menurutnya, platform seperti Twitter dan Facebook efektif untuk berbagi wawasan dan menginspirasi diskusi tentang relevansi ilmu modern dalam pandangan Islam melalui pendekatan yang lebih dekat dengan publik.
Dalam kesimpulannya, Dr Fauziah menyerukan agar universitas di negara-negara Muslim memanfaatkan teknologi digital dalam mengembangkan generasi akademisi yang mampu menghubungkan pemahaman modern dengan ajaran Al-Quran dan Sunnah.
Ia menekankan bahwa ide integrasi multidisipliner sangat berpotensi, namun keberhasilannya sangat bergantung pada penerapan yang efektif, dukungan berkelanjutan, dan adaptasi terhadap kebutuhan serta konteks yang selalu berubah.
Menurutnya, integrasi keilmuan membutuhkan pemikiran yang terbuka dan kemampuan untuk melihat suatu persoalan dari berbagai perspektif. Pandangan yang berbeda harus dihargai, dan sarjana sebaiknya mengambil pelajaran dari ide-ide pihak lain meskipun mungkin berbeda pandangan.
Di era digital ini, mahasiswa memiliki peluang untuk memanfaatkan alat dan kesempatan yang ada guna menggabungkan pengetahuan modern dengan ajaran Islam secara komprehensif yang bermanfaat bagi dunia akademik dan masyarakat luas.
Prof Dr H Alamsyah MAg, Wakil Rektor I UIN Raden Intan Lampung, dalam sambutannya sekaligus membuka acara, mengatakan, UIN Raden Intan Lampung terus berupaya mengembangkan kajian keislaman yang multidisiplin, interdisipliner, dan bahkan transdisipliner.
“Ilmu saling terkait dan memberi masukan satu sama lain. Kita harus memanfaatkan perkembangan globalisasi untuk mendalami berbagai kajian, termasuk gender dan ekonomi,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Pascasarjana Prof. Dr. Ruslan Ghofur MSi mengapresiasi kegiatan ini sebagai ajang tahunan yang memberikan wawasan global kepada mahasiswa.
Ia berharap agar mahasiswa bisa mengambil pelajaran dari pengalaman narasumber dan mengembangkan tesis maupun disertasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Para mahasiswa pun antusias aktif bertanya dan mendiskusikan mengenai tema terkait kepada narasumber. (An/AH)