Tracer Study Petakan Potensi Pengembangan Mutu Pendidikan

  • Admin Humas
  • Jumat, 27 Desember 2019
  • 3228 Tampilan
Dari kanan, Kepala UPT Karir dan Kewirausahaan, Wakil Rektor III, Dan Kepala Biro AAKK saat presentasi hasil Tracer Study.

Untuk memperoleh informasi yang digunakan dalam menjamin kualitas pengembangan sistem dan pengelolaan pendidikan; sistem pengajaran dan pembelajaran; serta pelayanan, UPT Pusat Karir dan Kewirausahaan UIN Raden Intan Lampung lakukan tracer study.

Tracer study merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi kualitas suatu institusi pendidikan tinggi. Tracer study dilakukan untuk mengetahui apakah lulusan yang dihasilkan memiliki kompetensi yang baik dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

Tracer study umumnya dilakukan rentang waktu 1-3 tahun dari kelulusan dengan asumsi bahwa dalam rentang ini proses pendidikan masih berpengaruh signifikan terhadap kualitas alumni,” jelas Kepala UPT Pusat Karir dan Kewirausahaan UIN Raden Intan Lampung Dr Efa Rodiah Nur MH saat presentasikan hasil tracer study di Ruang Sidang Rektorat, Jumat (27/12). Presentasi tersebut dihadiri usur pimpinan universitas, fakultas dan prodi.

Pengumpulan data tracer study dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu entry cohort dan exit cohort. Cohort adalah kelompok objek yang memiliki persamaan karakteristik seperti tahun kelulusan dan tahun angkatan. Entry Cohort jika yang digunakan adalah tahun angkatan. Sedangkan Exit Cohort jika yang digunakan adalah tahun kelulusan.

“Untuk tracer study UIN Raden Intan Lampung, kita menggunakan Exit Cohort 3 tahun yaitu 2015, 2016, 2017,” paparnya.

Efa juga menyampaikan, tujuan lain dari tracer study yaitu sebagai bahan evaluasi terhadap sistem pembelajaran dan kurikulum. Kemudian, untuk membantu perguruan tinggi dalam proses mempertahankan akreditasi, baik nasional maupun internasional.

“Sebagai informasi bagi pihak universitas, orang tua, serta masukan untuk HRD perusahaan mengenai lulusan UIN Raden Intan Lampung,” tambahnya.

Wakil Rektor (WR) III Prof Wan Jamaluddin PhD mengatakan, melalui tracer study dapat memetakan kemampuan, peluang dan tantangan lembaga yang lebih konkrit. “Menjelang AIPT (Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi), tracer study menjadi bagian yang penting untuk mendongkrak AIPT UIN,” terang Prof Wan.

WR III juga berharap, dengan adanya pemetaan melalui tracer study, ke depan setiap bidang maupun unit kerja dapat meningkatkan poin dalam AIPT tersebut.

Berdasarkan penelusuran alumni yang dilakukan pada tahun 2019, total alumni yang mengisi kuesioner sebanyak 403 responden. Dari jumlah tersebut, alumni UIN yang sudah bekerja sebanyak 89 persen. Sedangkan yang belum/sedang mencari pekerjaan sebanyak 11 persen.

Hampir seluruh alumni UIN memilih bekerja sesuai dengan minat pekerjaan yang mereka inginkan. Ada juga alumni yang memilih berwirausaha. Sedangkan yang tidak/belum bekerja, alumni lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Secara garis besar, rata-rata nilai kompetensi yang dimiliki oleh responden pada saat lulus sudah cukup baik untuk beberapa kategori. Penilaian tersebut diantaranya kemampuan berkomunikasi, keterampilan internet, keterampilan komputer, manajemen waktu, kemampuan dalam menulis laporan, dan kemampuan mempresentasikan produk.

Untuk kompetensi rata-rata tertinggi ada pada toleransi, kemampuan dalam memegang tanggung jawab, bekerja dalam tim, dan bekerja secara mandiri serta loyalitas. Sedangkan nilai rata-rata terendah dalam kompetensi yang dimiliki oleh alumni adalah bahasa inggris, bekerja di bawah tekanan, dan keterampilan riset. (NF/HI)