UIN Raden Intan Lampung Raih Penghargaan di SINTA Awards 2018

  • Admin Humas
  • Kamis, 05 Juli 2018
  • 4411 Tampilan

 

Menristekdikti Mohamad Nasir menyampaikan sambutan di SINTA Award 2018, Rabu (4/7). (Foto: Istimewa)

Rumah Jurnal – Humas UIN RIL – UIN Raden Intan Lampung raih penghargaan pada Science and Technology Index (SINTA AWARD) di Jakarta, tanggal 4 Juli 2018. SINTA Award ini merupakan apresiasi terhadap upaya yang dilakukan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam mendorong peningkatan publikasi dan jurnal ilmiah.

Penghargaan tersebut diberikan kepada dosen, peneliti, institusi dan pengelola jurnal yang telah menunjukkan prestasi yang nyata dalam peningkatan publikasi dan jurnal ilmiah. Sejalan dengan itu, jurnal ilmiah Indonesia, sebagai wadah publikasi ilmiah terus mengalami peningkatan baik yang terakreditasi nasional maupun bereputasi Internasional.

Berdasarkan hasil verifikasi, evaluasi dan pemeringkatan di SINTA, UIN Raden Intan Lampung meraih dua kategori di SINTA Award 2018. UIN Raden Intan berhasil masuk dalam nominasi Institusi dengan Produktivitas Publikasi Tertinggi Kategori Perguruan Tinggi Keagamaan (PTKI) bersama dengan UIN Sunan Gunung Djati (Bandung), UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta), UIN Maulana Malik Ibrahim (Malang), Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar (Bali).

UIN Raden Intan Lampung juga menempatkan perwakilannya untuk Penulis dengan Produktivitas Publikasi Tertinggi dalam Kategori Perguruan Tinggi Keagamaan. Prof Dr Tulus Suryanto MM AktCA (UIN Raden Intan Lampung) berhasil masuk nominasi bersama dengan Prof Dr Azyumardi Azra MA (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof Dr Muhammad Ali Ramdhani (UIN Sunan Gunung Djati Bandung), Dr Misbah Zulfa Elizabeth (UIN Walisongo Semarang) dan dr Flori Ratna Sari PhD (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Rektor UIN Raden Intan Prof Dr Moh Mukri MAg mengatakan bahwa budaya penelitian dan publikasi ilmiah memang terus digaungkan dikalangan dosen dan mahasiswa. Menurutnya, tujuan diselenggarakan pendidikan di UIN (Raden Intan) ini bukan sekedar peningkatan pelayanan akses pendidikan (kuantitas), tetapi juga peningkatan mutu akademik (kualitas).

“Peningkatan publikasi ilmiah di UIN (Raden Intan) itu by desain sebagai bentuk kewajiban dan kesadaran bersama. Kami tidak pernah menargetkan akan masuk ke dalam SINTA Award. Tapi ini bentuk apresiasi dari pusat (Kemenristekdikti) kepada pihak yang terus mengembangkan penelitian dan publikasi ilmiah, termasuk UIN di dalamnya,” kata Rektor di halaman rektorat UIN, Kamis (5/7/2018).

Dia pun menyampaikan, kegiatan ilmiah terus dibudayakan di lingkungan UIN Raden Intan Lampung. “Kami (pimpinan) akan terus support terkait penelitian dan publikasi ilmiah ini. Hal ini dalam rangka memajukan pendidikan Indonesia. Terbukti perkembangan publikasi ilmiah di Indonesia terus  melaju dan mampu bersaing ditingkatan global,” tambahnya.

Adanya penghargaan dari SINTA ini diharapkan dapat semakin meningkatan kualitas dan kuantitas publikasi di Indonesia. Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti Muhammad Dimyati  menjelaskan, hingga tanggal 22 Juni 2018, publikasi ilmiah Indonesia di tingkat ASEAN berdasarkan data di Scopus menduduki posisi ke dua setelah Malaysia dan sudah berhasil melampaui Singapura.

Hal tersebut berarti ada kemajuan luar biasa bagi publikasi Indonesia, dari sisi jumlah dokumen dan pertumbuhan dokumen. Namun peningkatan kualitas tulisan atau dokumen perlu terus menerus ditingkatkan.

“Publikasi ilmiah saat ini memegang peranan sangat penting sebagai bukti pertanggung jawaban ilmiah hasil penelitian sehingga dapat dikenal luas secara global,” tambah Menristekdikti Mohamad Nasir dalam sambutannya, Rabu (4/7).

World Class University (WCU) menempatkan publikasi ilmiah, mencakup jumlah dan sitasi sebagai salah satu indikator dalam melakukan pemeringkatan perguruan tinggi di seluruh dunia. Hingga Juli 2018 ini, telah terdaftar lebih dari 109.000 dosen, 4.530 lembaga, 2.066 jurnal, 9.905 buku dan 1.445 kekayaan intelektual yang sudah masuk terindeks di website Sinta.

Sinta dalam kurun satu tahun telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, dari sisi kuantitas dan kualitas. Integrasi data yang sebelumnya hanya dilakukan dengan Google Scholar dan Scopus, ditingkatkan dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia untuk buku, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual untuk paten dan hak cipta, serta Orchid dan Web of Science untuk publikasi internasional. (Irw/NF/HI)