Intellectuality, Spirituality, Integrity

UIN RIL Hadirkan Dosen dari USA Bahas Bahasa Konsumerisme yang Merusak Ekosistem Indonesia

  • Admin Humas
  • Kamis, 22 Mei 2025
  • 432 Tampilan

Bandar Lampung (Humas UIN RIL) – Assoc Prof Peter Suwarno dari School of International Letters and Cultures, Arizona State University, Amerika Serikat, kembali hadir dalam Guest Lecture di kampus hijau Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL), Kamis (22/5/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Ruang Teater Lt.2 ini diinisiasi oleh International Office (IO) UIN RIL dan menghadirkan tema “The Language of Consumerism That Destroys the Indonesian Ecosystem.”

Dalam materinya yang berjudul Logology and Ecolinguistics: The Language of Consumerism and Environmentalism, Peter menyampaikan, konsumsi adalah penyebab utama kerusakan lingkungan, termasuk polusi dan degradasi ekosistem. Bahasa yang digunakan sehari-hari, ujarnya, sangat memengaruhi pola pikir dan perilaku konsumtif manusia. Hal tersebut memiliki kontribusi besar terhadap meningkatnya budaya konsumsi yang berdampak langsung pada kerusakan lingkungan.

Menurutnya, keinginan manusia untuk selalu membeli dan memiliki hal baru didorong oleh narasi-narasi yang dibangun oleh perusahaan melalui bahasa iklan, media sosial, dan percakapan sehari-hari. Bahasa iklan, menurutnya, sangat manipulatif dan memicu rasa bersalah sosial, misalnya saat seseorang merasa malu karena menggunakan barang lama seperti HP jadul atau pakaian yang sama.

Misalnya, lewat narasi seperti “lebih keren,” “paling baru,” atau “jangan ketinggalan,” masyarakat didorong untuk terus membeli dan merasa bersalah bila tidak mengikuti tren.

Peter juga mengutip teori logology dari Kenneth Burke, yang menjelaskan bahwa bahasa manusia menciptakan siklus guilt/sin and redemption/purification.

Peter menjelaskan, narasi konsumsi seperti ‘kerja keras agar bisa belanja lebih banyak untuk keluarga’ telah menjadi cerita dominan yang membentuk pola pikir masyarakat. Contohnya, ketika seseorang memamerkan barang-barang baru, tapi tidak menunjukkan realitas lingkungan sekitar seperti sampah yang menumpuk. Oleh karena itu, ia mengajak mahasiswa dan dosen untuk menciptakan cerita alternatif yang lebih jujur dan berpihak pada kelestarian bumi.

Ia mencontohkan tempe yang dibungkus daun lebih ramah lingkungan dibanding plastik. Dalam konteks pengajaran, ia mendorong para dosen untuk selektif memilih materi yang mengandung nilai-nilai ecolinguistic, agar tidak memperkuat budaya konsumtif. Sebagai calon pendidik dan pemimpin generasi emas, mahasiswa juga diajak untuk mulai menggunakan bahasa yang mendukung keberlanjutan dan mengurangi gaya hidup konsumtif.

Bahasa, tegasnya, bukan hanya alat komunikasi, tapi juga instrumen untuk membentuk pola pikir dan sikap terhadap lingkungan.

Peter juga mengutip data bahwa konsumsi terbesar di Indonesia berasal dari sektor pakaian/fashion, elektronik, mainan/hobi, perabotan rumah, hingga perawatan diri. Meskipun hal tersebut meningkatkan GDP, namun konsumsi ini dianggap mendorong degradasi lingkungan karena produksi massal membutuhkan bahan mentah dan menyebabkan limbah yang besar. Ia menawarkan solusi berupa gerakan sustainable degrowth, yakni gaya hidup minimalis, menggunakan barang tahan lama, dan kembali ke tradisi lokal yang ramah lingkungan.

Sebelumnya, acara ini dibuka oleh Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Muhammad Ridho Kholid MPd, dalam sambutannya menyampaikan, Prodi PBI merupakan salah satu prodi unggulan UIN RIL yang tidak hanya memperkuat mutu akademik tetapi juga berperan strategis dalam mendukung visi internasionalisasi kampus.

Ia menjelaskan, prinsip keberlanjutan lingkungan telah diintegrasikan dalam pembelajaran, antara lain melalui mata kuliah Islam dan Lingkungan Hidup (semester 2), Pendidikan Lingkungan (semester 4), dan Ecolinguistics (semester 6).

Selain itu, kampus juga telah menerapkan sistem pembelajaran ramah lingkungan seperti manajemen tanpa kertas (paperless), efisiensi energi, dan penggunaan media digital.

Ridho menambahkan, capaian tersebut tidak terwujud sendirian, tetapi melalui kerja sama antara Prodi PBI, Tim International Office, dan Tim TPKBBL dalam menerapkan prinsip pendidikan berkelanjutan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs).

Kerja sama antara UIN Raden Intan Lampung dan Arizona State University telah terjalin sejak lama. Tahun lalu, Peter juga hadir dalam rangkaian Guest Lecture Series selama tiga hari berturut-turut di empat fakultas.

Kuliah tamu ini menjadi ruang penting dalam menyatukan perspektif bahasa, budaya, dan lingkungan, sekaligus mengajak seluruh sivitas akademika untuk berkontribusi dalam menjaga bumi melalui pilihan cerita dan bahasa yang lebih sadar lingkungan.

Antusias pun nampak dari dosen maupun mahasiswa PBI dan sejumlah mahasiswa dari prodi lain dengan sesi tanya jawab. (An/AH)