UIN RIL Kembangkan Teknologi Informasi dan Kurikulum Kampus Merdeka

  • Admin Humas
  • Sabtu, 27 Februari 2021
  • 1717 Tampilan
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbud RI Dr. Hasan Habibie, S.T, M.Si saat FGD di UIN Raden Intan Lampung, Sabtu (27/2/2021).

UIN Raden Intan Lampung terus kembangkan berbagai sektor diantaranya peningkatan mutu pendidikan, pelayanan, infrastruktur, termasuk teknologi informasi (TI).

Hal ini disampaikan oleh Rektor UIN Prof Dr Moh Mukri MAg pada Focus Group Discussion (FGD) tentang pengembangan kampus rujukan internasional berbasis TI dan kurikulum kampus merdeka, Sabtu (27/2/2021). FGD ini berlangsung secara luring di Ruang Seminar Rektorat dan daring melalui aplikasi Zoom.

FGD tersebut diikuti oleh unsur pimpinan UIN, fakultas, dan dosen. Hadir sebagai narasuamber yakni Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbud RI Dr Hasan Habibie MSi.

Rektor mengatakan, silaturahmi dalam bentuk FGD tersebut untuk menyatukan persepsi khususnya dalam hal pengembangan TI dan kampus merdeka. Dia juga menjelaskan, saat ini UIN sedang melakukan sinkronisasi data dengan pihak Kemendikbud dan Kemenag.

Sementara itu,  Hasan Habibie mengingatkan kepada pimpinan dan dosen UIN untuk dapat beradaptasi dengan teknologi. Menurutnya, teknologi terus berkembang dan maju sehingga menjadi keniscayaan untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut.

“Semua sifat teknologi itu bergerak maju. (Tapi) teknologi saja tidak cukup. Tetap harus ada orangnya dan ilmu-ilmu pendukung lainnya,” ujarnya.

Hasan juga menyampaikan agar kampus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. “Tantangan bagi dunia pendidikan yaitu adanya mata rantai yang putus antara kompetensi (keilmuan) yang diajarkan dengan kebutuhan di lapangan,” terangnya.

Suasana forum FGD Pengembangan TI dan Kurikulum Kampus Merdeka.

Terkait dengan konsep merdeka belajar, Hasan menjelaskan bahwa semangat dari konsep ini untuk menyuburkan kreativitas, membuka ruang belajar bagi mahasiswa, dan menyinergikan antara perguruan tinggi dengan pelaku usaha serta stakeholder lainnya.

“Prinsip gotong royong antar pelaku dan penerima manfaat dari pendidikan menjadi kunci dalam membangun pendidikan tinggi ke depan,” tambahnya. (NF/HI)