Intellectuality, Spirituality, Integrity

WR III Sampaikan Pengembangan Kampus Hijau Di Tiga Negara Asean

  • Admin Humas
  • Senin, 02 Desember 2019
  • 2830 Tampilan
WR III Prof. Wan Jamaluddin Z, Ph.D saat menjadi dosen tamu di KUIS Malaysia. (Dok. Ist)

Wakil Rektor (WR) III Prof Wan Jamaluddin Z PhD sampaikan pengembangan Kampus Hijau UIN Raden Intan Lampung dan menjadi dosen tamu di tiga negara Asean. Negara tersebut yakni Singapura, Malaysia dan Thailand.

Kunjungan ketiga negara tersebut merupakan kegiatan Student Mobility Program (SMP)  yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam pada 24-30 November 2019.

Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah perwakilan mahasiswa dari 50 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan didampingi oleh WR III bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN se-Indonesia. Adapun perwakilan mahasiswa UIN Raden Intan yakni Dwi Ana Sovia mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pemenang lomba debat Bahasa Inggris nasional 2019.

Program tersebut mengangkat tema Dari PTKIN untuk Indonesia dan Dunia dan bertujuan untuk berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta dalam rangka menuju World Class University.

SMP ini diisi dengan seminar, diskusi serial dan guest lecturer oleh beberapa mahasiswa dan dosen PTKIN dengan beberapa tema besar terkait Islam dan multiculture; radikalisme; social finance and Islam, community engagement program, dan tema lainnya.

“Terkait community engagement, saya (UIN Lampung) memperkenalkan gerakan dan program green campus UIN Raden Intan. Ternyata beberapa perguruan tinggi seperti IIUM sangat tertarik dan ingin belajar itu ke Lampung,” kata Prof Wan kepada tim humas UIN.

Selain memamaparkan pengembangan kampus hijau dan menjadi dosen tamu, Prof Wan Jamal mengatakan nilai plus SMP tahun ini dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu kemahasiswaan, dosen dan tenaga kependidikan, serta aspek pimpinan PTKIN.

Dari aspek kemahasiswaan, menurtutnya, para mahasiswa melalui cross culture diperkenalkan langsung dengan budaya akademik dan atmosfer kampus-kampus terbaik di Singapura, Thailand dan Malaysia.

“Para dosen dan tenaga kependidikan PTKIN diberi kesempatan saling bertukar pikiran dan pengalaman lewat forum seminar internasional dan guest lecturer dengan kolega seprofesi dari beberapa kampus ternama di negara-negara Asean,” terang Doktor lulusan Rusia ini.

Guru besar UIN Lampung ini juga menambahkan dari aspek Pimpinan PTKIN bahwa kunjungan tersebut dapat melihat dan berdialog langsung tentang tata kelola kampus menuju international recognition. “Kampus Al-Zuhri Singapore dapat menginspirasi kita tentang model pengembangan masyarakat Islam berbasis masjid dengan lembaga pendidikan dan keuangan serta bisnis yang dikelolanya,” katanya.

Sementara dari Kolej Universiti Islam Antarbangsa Selangor (KUIS) Malaysia, lanjut Jamal, merepresentasikan secara nyata geliat transformasi kelembagaan tengah berlangsung dalam platform internasionalisasi perguruan tinggi. “International Islamic University of Malaysia (IIUM) memberikan lesson learn secara praktis tentang keberhasilannya bertengger di reputasi dunia,” tambahnya.

Rombongan PTKIN saat diterima di IIUM Malaysia. (Dok. Ist)

Sementara itu, menurut Ruchman Basori Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan mewakili Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, program SMP merupakan ikhtiar Kemenag agar mahasiswa mengenal tradisi dan budaya akademik serta studi lintas budaya antar bangsa.

Melalui SMP, lanjut Ruchman, mahasiswa akan tambah percaya diri (Pede) bergaul dengan komunitas akademik di luar negeri. “Pergaulan lintas bangsa dan lintas negara menjadi keniscayaan di tengah tantangan global yang komplek membutuhkan kehadiran komunitas PTKIN,” ungkapnya.

Beberapa tujuan perguruan tinggi luar negeri tersebut diantaranya Lembaga Pengajian Tinggi Al-Zuhri Singapore, International University Selangor (KUIS) Malaysia, International Islamic University Malaysia (IIUM), dan Universitas Islam Fatoni Thailand. (NF/HI)